R, Nestapa
2 min readMay 28, 2024
Photo by Ash Hayes on Unsplash

Di Timur sana
Sebuah negara pengais asa
Asa sebuah kedaulatan
Tak kunjung tentram

Genosida telah menggelapi siang
Ledakan bom membuat malam seketika terang
Pagi tanpa kokokan ayam
Sore tiada senja

Sejak puluhan tahun yang lalu
Pertumpahan darah di atas tanah yang butuh kedaulatan tak kunjung berakhir
Ribuan ledakan bom telah diluncurkan ke tanah pribumi
Genosida tanpa ampun terus dilakukan para zionis-zionis keji
Ratusan ribu manusia gugur mengenaskan dalam peperangan
Bahkan, makhluk kecil penuh kesucian pun terdesak menjadi korban

Serangan yang terus digencarkan sang zionis membuat semua orang menangis
Peperangan kronis ini tak kunjung disudahi si antagonis
Merenggut nyawa anak kecil hingga jurnalis
Semua orang histeris
Rakyat pribumi meringis
Menyaksikan banyaknya jiwa yang berhasil dan tak berhasil diselamatkan tim medis

Seluruh dunia menyaksikan
Semua orang tahu tentang kebenaran
Kecuali manusia yang tak punya rasa kemanusiaan

Rakyat pribumi hanya membutuhkan kebebasan
Beribadah dengan khusyuk tanpa ada tembakan mengerikan
Mereka hanya butuh air bersih bukan malah mandi darah

Berapa banyak lagi nyawa yang akan direnggut para kaum yahudi?
Sampai kapan kita akan terus menyaksikan peperangan yang masih abadi?

Seorang kepala keluarga mencari anggota keluarganya di bawah reruntuhan rumah miliknya
Seorang anak memeluk ibunya yang sudah tak bernyawa
Seorang perawat menangis meratapi manusia-manusia tak berdosa menjadi korban genosida
Anak-anak yang seharusnya berada di taman bermain telah dipindahkan ke teman surga

Namun, aku percaya, Tuhan akan mengadili

Sebab, Tuhan adalah sebaik-baiknya Pengadil
Atas segala perjuangan masyarakat di tanah yang terus direbut kedaulatannya